Page 113 - Mushaf Madani
P. 113

112                   5. SURAH AL-MA’IDAH - Hidangan

             24. Mereka berkata, “Wahai Musa, sesungguhnya kami tidak akan memasuki
             negeri itu selama-lamanya selagi kaum itu masih berada di dalamnya. Oleh
             itu, pergilah engkau bersama Tuhanmu dan perangilah mereka. Sesungguhnya   maka pergilah  di  selama   selama-  kami  tidak  sesung-  wahai Musa  Mereka
                                                                                                                      guhnya
             kami hanya akan menanti di sini sahaja.”                      engkau  dalamnya  mereka  lamanya  memasukinya  akan  kami  berkata
             25.  Musa (merayu kepada Allah dengan) berkata, “Wahai Tuhan! Sesungguhnya
             aku  tidak  dapat  menguasai  selain  daripada  diriku  sendiri  dan  saudaraku
             (Harun), maka pisahkanlah antara kami dengan kaum yang fasik itu.”
             26.  Allah  berfirman,  “Sesungguhnya  negeri  itu  diharamkan  kepada  mereka   (wahai)  (Musa)  orang yang  di sini   sesung-  dan  engkau
                                                                                                               guhnya maka peranglah
             memasukinya  selama  empat  puluh  tahun,  mereka  akan  merayau-rayau   Tuhanku  berkata  duduk  saja   kami  kamu berdua  Tuhanmu
             kebingungan (sepanjang masa tersebut) di padang pasir (Sinai). Maka janganlah
             engkau berdukacita terhadap kaum yang fasik itu.”
             KISAH PEMBUNUHAN PERTAMA DAN MALAPETAKA AKIBAT PEMBUNUHAN                                                               sesung-
                                                                                                                                  tidak
                                                                                                                diriku
                                                                                                         dan
                                                                                                                            aku
             27.  Ceritakanlah  (wahai  Muhammad)  kepada  mereka  kisah  dua  orang  anak   kaum  dan antara  antara  maka Engkau  saudaraku  sendiri  selain  menguasai  dapat  guhnya
                                                                                          kami
                                                                                                pisahkanlah
                                                                                                                                      aku
             Adam (Habil dan Qabil) yang telah berlaku dengan sebenarnya. Iaitu ketika
             mereka  berdua  mempersembahkan  korban  (untuk  mendampingkan  diri
             kepada  Allah),  lalu  diterima  korban  salah  seorang  antara  mereka  berdua
             (Habil) dan tidak diterima (korban) daripada yang lain (Qabil). Qabil berkata,
             “Sesungguhnya aku akan membunuhmu!” (Habil) menjawab, “Sesungguhnya    (selama)        diharamkan  maka sungguh  (Allah)
             Allah hanya menerima (korban) daripada orang yang bertakwa.”  tahun   empat puluh  atas mereka  (memasukinya)  ia (negeri itu) berfirman  (orang) yang fasik
             28. “Sesungguhnya jika engkau menghulurkan (atau menggerakkan) tanganmu
             kepadaku  untuk  membunuhku,  aku  tidak  sekali-kali  akan  menghulurkan
             tanganku  kepadamu  untuk  membunuhmu.  Sesungguhnya  aku  takut  kepada
             Allah, Tuhan yang mentadbir sekalian alam.”                                            engkau  maka             mereka merayau-rayau
             29. “Sesungguhnya aku ingin supaya engkau kembali dengan (membawa) dosa   (orang) yang fasik  kaum  atas  berputus asa  jangan-  bumi  di  kebingungan
                                                                                                           lah
             (membunuhku) dan dosamu sendiri, maka engkau menjadi penghuni neraka
             dan itulah balasan bagi orang yang zalim.”
             30.  Maka  nafsu  jahat  (Qabil)  mendorongnya  (sehingga  dia  tergamak)
             membunuh saudaranya, lalu dia membunuhnya (Habil). Oleh itu, dia tergolong   dua memper- ke-  dengan  dua orang   kepada   Dan
                                                                                mereka ber-
             dalam kalangan orang yang rugi.                              korban  sembahkan tika  sebenarnya  Adam  anak  berita  mereka  bacakanlah
             31.  Kemudian  Allah  menghantarkan  seekor  burung  gagak  (menyuruhnya)
             menggali tanah (dengan paruh dan kakinya) di bumi untuk memperlihatkan
             kepadanya (Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya,
             (Qabil) berkata, “Aduhai celakanya aku! Mengapa aku tidak mampu berbuat
                                                                                                                    salah seorang
                                                                                                                                    maka
                                                                                    (Qabil)
                                                                                                                              dari-
                                                                                                                dan
             seperti burung gagak ini supaya aku dapat menguburkan mayat saudaraku?”   sungguh aku akan  berkata  yang lain  dari-  diterima  tidak daripada keduanya pada  diterima
                                                                          membunuhmu
                                                                                                  pada
             Kerana itu, dia tergolong dalam kalangan orang yang menyesal.
               MAKNA KALIMAT
                                                                         tangan-  kepa-  engkau  Sungguh   orang yang  dari-  Allah  (Dia)  sesung-  (Habil)
                                                                                                                                guhnya
                                                                          mu   daku  menghulurkan  jika  bertakwa  pada  menerima  hanya  berkata
             ▪ SURAH AL-MA’IDAH: 26
                                                                               aku
                                                                                                                                 untuk engkau
                                                                                                                  dengan
                                                                                            untuk aku
                                                                                     sesung-
             Berasal  daripada  perkataan  yang  bermaksud  kebingungan.  Tih  juga   Allah  takutkan  guhnya aku membunuhmu  kepada-  tangan-  menghulurkan  aku  tidak-  membunuhku
                                                                                                            ku
                                                                                                      mu
                                                                                                                             lah
             dinisbahkan kepada nama sebuah padang pasir. Sebuah tempat yang tidak dikenali
             laluannya kerana tiada sebarang papan tanda dan sesiapa yang melaluinya, pasti
             akan  berada  dalam  kebingungan.  Maka,  lafaz  ini  merujuk  kepada
                                                                         maka engkau   dan dosamu  dengan  engkau  su-  aku   Sesung-  sekalian alam  Tuhan
             golongan Bani Israel yang berjalan dalam keadaan kebingungan selama 40 tahun   menjadi  dosaku  kembali  paya  ingin guhnya aku
             tanpa sebarang petunjuk. Ini merupakan azab Allah s.w.t di atas keingkaran yang
             telah mereka lakukan.
             [Al-Samin al-Halbi, Ahmad bin Yusuf bin Abdu ad-Daim, 1996, ‘Umdat al-Huffaz fi Tafsir Asyraf   Maka  orang  balasan  dan demikian   neraka  para penghuni  dari-
             al-Alfaz. Lihat: Al-Alusi, Shihabuddin Mahmud bin Abdullah, 2010, Ruh al-Ma’ani fi Tafsir al-Quran   mendorong  yang zalim  itu  pada
             al-‘Azim wa al-Sab’I al-Mathani.]
             ▪ SURAH AL-MA’IDAH: 31
                                                                                                                         pem-
                                                                                            dari-
                                                                                                           maka
                                                                               orang yang rugi  pada  (dia) tergolong  lalu (dia) mem-  saudara-  bunuhan  nafsunya  bagi-
                                                                                                                                      nya
                                                                                                           bunuhnya
                                                                                                                    nya
                                                              112
             Terbentuk daripada perkataan    yang bermaksud melakukan perbuatan yang
                                                              112
             dibenci. Kemudian, terhasil perkataan   sesuatu yang mungkar, jahat dan
                                                              112
             tidak bermoral. Manakala perkataan    pula bermaksud aurat (keaiban) dan   dia  bagaima-  untuk memperli-  bumi  di  mencari  seekor   Allah  Maka
                                                              112
                                                             112
             perbuatan  yang  keji.  Ketiga-tiga  perkataan  ini  berasal  daripada  makna  asasnya   menguburkan  na  hatkan kepadanya  (menggali) burung gagak  mengutuskan
                                                             112
             iaitu  perkara  yang  dibenci  (berbentuk  kemungkaran).  Berdasarkan  konteks  ayat
                                                              112
                                                              112
             ini, perkataan   membawa dua maksud. Pertamanya aurat dan kedua ialah
                                                                                                              aduhai
                                                                                                                     (Qabil)
                                                                                        aku
             mayat, kerana ditinggalkan sehingga berbau busuk.  112       ini   seperti  menjadi  baha-  mengapa aku  celakanya aku berkata  saudaranya  mayat
                                                                                              wa
                                                                                                   tidak mampu
                                                              112
             [Ibnu Manzur, Muhammad bin Mukarram, 1994, Lisan al-‘Arab. Lihat: Al-Mawardi, Abu al-Hasan,
             2007, al-Nukat wa al-‘Uyun.]                     112
                                                              112
                                                             112                orang yang   dari-  maka  saudara-     maka aku (dapat)
                                                             112                menyesal  pada   (dia) tergolong  ku  mayat  menguburkan  burung gagak
                                                                                                                  QALQALAH
                                                                                                      MAD 4/5
                                                             112           MAD 2/4/6    DENGUNG     DOA DALAM AL-QUR’AN | DIJAUHKAN   MAD 6
                                 KISAH UMAT TERDAHULU | KISAH HABIL DAN QABIL
         5 • SURAH AL-MA’IDAH  ▪ SURAH AL-MA’IDAH: 27-31                                   ▪ SURAH AL-MA’IDAH: 25
                                                                                                       DARIPADA KAUM YANG FASIK
              Sebagaimana  yang  diceritakan  oleh  beberapa  ulama',  Allah  s.w.t  telah  mensyariatkan  kepada  Nabi  Adam  a.s
                                                                                           Nabi  Musa  a.s  marah  kepada  kaum  Bani  Israel  yang  tidak  mahu
              untuk menikahkan puterinya dengan puteranya, kerana keadaan yang sangat mendesak. Kemudian Nabi Adam
                                                                                           berperang, lantas berdoa,
              a.s menikahkan anak perempuan pasangan kembarnya yang satu, dengan pasangan kembar lainnya (bersilangan).
              Sedangkan  saudara  kembar  Habil  adalah  seorang  wanita  yang  tidak  terlalu  cantik,  dan  saudara  kembar  Qabil
              mempunyai rupa yang cantik. Qabil ingin menikahi saudara kembarnya sendiri, dan menolak saudara kembarnya itu
              dinikahi oleh Habil, maka Nabi Adam a.s menyuruh keduanya mempersembahkan korban. Sesiapa yang korbannya
              diterima, maka wanita itu menjadi miliknya. Maka, perasaan cemburu dan hasad menguasai diri Qabil apabila
              hanya korban Habil sahaja yang diterima sehingga sanggup membunuh saudaranya walaupun telah dinasihati.  Maksudnya:  “Wahai  Tuhan!  Sesungguhnya  aku  tidak  dapat
       JUZ    [Ibnu Kathir, Ismail bin Umar, 1999, Tafsir al-Qur’an al- ‘Azim (Tafsir Ibnu Kathir). Lihat: Al-Tabari, Abi Jaafar Muhammad bin Jarir   menguasai  selain  daripada  diriku  sendiri  dan  saudaraku  (Harun),
        6     (1994), Tafsir al- Tabari Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wil Aayi al-Qur’an, j.2.]    maka pisahkanlah antara kami dengan kaum yang fasik.”
       JUZUK M6 NP.indd   112                                                                                                    22/10/2020   11:04 AM


                                                                  112
   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118